Rabu, 28 April 2010

Kisah untuk pangeran kecil ku

Ya...bunayya...
Tak terasa kau telah menjadi seorang lelaki mungil
Kau begitu ceria seceria ibu mu
manis senyummu selalu kurindu
tak terasa kini tangan kecilmu ada dalam genggaman tanganku
tak terasa kini t'lah dapat kucium kening halus mu...

Ya bunayya...
Biru nya langit masih menghias cakrawala
kuingin kelak kau menjadi pelangi yang indah bagi kehidupan kami
kau mutiara hatiku nak...apapun kan kulakukan hanya sekedar agar kau tersenyum dan tertawa...

Duhai pangeran kecil ku yang tampan..
Tersenyumlah,tunjukan senyum manis mu pada dunia..
Duhai pangeran kecilku yang gagah berani
dikala ayah tak dirumah,kuingin kau bisa menjaga dan melindungi ibu mu.
Duhai pangeran kecilku yang berhati lembut
berlemah lembut lah kau terhadap ibu mu,duduklah dipangkuanku,biar kusibak sebuah cerita untukmu,agar kau memahami betapa susah nya ibumu mengandung dan merawat mu...
walau usia mu dini aku yakin kau memahami isi cerita ku...

Nak dengarlah...
Di awal aku tahu ibumu t'lah mengandungmu,tak dapat kusembunyikan air mata kebahagiaanku saat itu,saat itu ayah pulang kerja setelah lembur,ibu-mu terlihat jauh lebih anggun dan lebih cantik malam itu,rambut hitam lurus nan lebat terurai menambah kecantikan nya....sampai sa'at ini pun ibumu masih yang tercantik...

Hari telah berlalu nak,minggu telah berganti bulan,perubahan fisik dan emosi ibu mu sangat cepat, saat itu ibumu menjadi wanita termanja didunia dan ayahmu menjadi pelayan setia nya...
semua nya kami lewatkan dengan bahagia dengan harapan kau baik baik saja anak ku.

Anakku sayang...
Sewaktu hari menjelang subuh ayah terkejut dengan suara rintihan ibumu
dengan manja ibu mu mengatakan bahwa bayi kita menginginkan telur asin,setengah terkejut ayah mendengarnya...
ayah katakan ini jam 03:45 wib,ibu mu tak mau tahu..dengan wajah manja sambil mengusap perut nya pelan ibu mu mengatakan,"bukan aku,tapi anak kita"mau tak mau ayah pun harus berangkat malam itu...

Ya bunayya...
Itu hanya satu kisah diantara puluhan kisah lain diwaktu ibu mu mengandung mu...
sampai tiba sa'at kau akan hadir di bumi ini anak'ku...
Ayah tak kuasa menahan air mata ini,perasaan ini tak karuan..
Bahagia karena sesaat lagi ayah akan melihat buah hatiku..bahagia karena yang kunanti datang juga..
cemas dan sedih melihat kondisi ibumu yang menahan sakit,jika rasa sakit itu dapat ayah ambil,biar ayah ambil rasa sakit itu,biar aku yang rasakan itu,karena ibumu adalah wanita tercinta,yang tak akan tega aku melihat dia menahan sakit...

Pangeran kecil ku...
pukul satu dini hari ayah menemani ibu mu dalam persalinan
Tangan kami bersatu dan air mata kami tak terpisahkan...
teriakan dan jeritan nya hampir saja membunuh harapan kami yaitu engkau anak-ku
genggaman tangan nya begitu kuat menarik tangan dan baju ku
disitu dapat kurasakan rasa sakit yang tak dapat dilukiskan...
disitu ayah teringat akan firman Allah:"„.Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya (pula) dengan susah payah…"(Qs. Al-Ahqaf : 46-15)"
Semoga engkau menjadi anak yang sholeh...

Nak...itu lah cerita singkat tentang kehadiran mu dalam pangkuanku sekarang...
Nak..mari kita tatap hari esok untuk mu
semua nya telah kupersiapkan untuk mu..

Nak...kelak akan kulepas kau dalam menyusuri jalan ilmu,
kan kuiringi kepergian mu menuntut ilmu dengan doa dan harapan harapanku...
Langkah kaki mu teriring doa dari ku..
semoga kelak kau menjadi hamba Allah yang ta'at kepada Allah dan rosul nya.

Anak-ku tercinta...
Harapan kami hanya engkau
Harapan kami kau menjadi anak yang sholeh

Dan terakhir ku katakan kepadamu anak ku..
Teruslah melangkah nak...pandanglah kedepan,karena insya allah langkah mu masih panjang.

Senin, 19 April 2010

Obat Penyakit Takabbur Dan Tips Meraih Tawadhu’

Oleh: Al-‘Allamah ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah  bin Baz rahimahullah
Tidak diragukan, bahwa kewajiban atas setiap muslim adalah waspada dari takabbur/sombong dan bersikap tawadhu’. ‹‹ Barangsiapa yang bertawadhu’ karena Allah satu derajat, maka akan Allah angkat dia satu derajat ›› [1] dan barangsiapa yang takabbur (sombong) maka dia terancam untuk Allah timpakan musibah/hukuman atasnya — nas`alullah al-‘afiyah – .
Seseorang bertanya : “Wahai Rasulullah, aku suka jika bajuku bagus, sandalku juga bagus, apakah itu termasuk sombong?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :
« إن الله جميل يحب الجمال، الكبر بطر الحق وغمط الناس »
‹‹ Sesungguhnya Allah itu indah, cinta kepada keindahan. Sombong adalah  menolak al-haq (kebenaran) dan melecehkan manusia. ›› [2]
Batharul Haq yakni menolak al-haq (kebenaran). Apabila kebenaran bertentangan dengan hawa nafsunya maka ia menolaknya.
Ghamthun Nas, yakni merendahkan manusia. Orang lain dalam pandangannya selalu berada di bawahnya. Ia merendahkan  mereka. Ia melihat dirinya selalu berada di atas mereka. Bisa jadi karena kefasasihannya berbicara, atau karena kekayaannya, atau karena jabatannya, atau karena sebab-sebab lainya yang ia khayalkan. Dan bisa jadi dilakukan oleh orang yang fakir. Dalam hadits yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
« ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة ولا يزكيهم ولا ينظر إليهم ولهم عذاب أليم: شيخ زان، وملك كذاب، وعائل مستكبر. »
‹‹ Tiga golongan yang Allah tidak akan berbicara dengannya kelak pada Hari Kiamat, tidak membersihkan mereka, dan tidak melihat kepada mereka, serta bagi mereka adzab yang pedih : seorang tua yang berzina, penguasa yang pendusta, orang miskin yang sombong. ›› [3]
Yakni orang miskin, dengan kemiskinannya dia sombong, dia mendapat musibah kesombongan. Sombong itu biasanya dilakukan oleh orang berharta dan kaya, namun dalam kondisinya yang miskin tersebut dia masih bersikap sombong. Sombong merupakan watak dan karakternya.
Adapun Tawadhu’ adalah sikap lembut, akhlak yang baik, dan tidak merasa tinggi di hadapan manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
« إن من أحبكم إلي وأقربكم مني مجلسا يوم القيامة أحاسنكم أخلاقا »
‹‹ Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan paling dekat majelisnya denganku pada Hari Kiamat adalah orang yang terbaik akhlaknya di antara kalian. ›› [4]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
« البر حسن الخلق »
‹‹ Kebaikan adalah akhlaq yang baik ›› [5]
Maka hendaknya ingat keagungan Allah, dan ingat bahwa Allah lah yang memberinya harta, memberinya jabatan, memberinya kedudukan, dan wajah yang tampan, atau selain itu. Hendaknya ingat bahwa barangsiapa yang mensyukuri sikap tawadhu’ tersebut dan tidak sombong … dia tidak sombong karena harta, atau karena jabatan, atau karena nasab, ketampanan, kekuatan, atau pun yang lainnya. .. bahkan ia ingat bahwa itu semua merupakan nikmat Allah dan barangsiapa yang mensyukurinya maka ia akan bersikap tawadhu, merendahkan dirinya sendiri, dan tidak akan sombong terhadap saudara-saudadaranya serta tidak akan merasa tinggi di hadapan mereka.
Takabbur/sombong mengantarkan kepada kezhaliman, kedustaan, tidak adil dalam ucapan dan perbuatan. Melihat dirinya berada di atas saudaranya, baik karena harta, ketampanan, jabatan, nasab, atau pun hal-hal yang masih abstrak sifatnya. Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan  ‹‹ Sombong adalah  menolak al-haq (kebenaran) dan melecehkan manusia. ›› yakni menolak al-haq apabila bertentangan dengan hawa nafsunya ini adalah takabbur/sombong. Dan melecehkan manusia : merendahkan mereka, melihat mereka selalu berada di bawahnya, dan bahwa mereka tidak pantas untuk disikapi dengan adil, atau memulai salam terhadap mereka, atau dipenuhi undangan mereka, dan yang semisalnya.
Apabila seseorang mengingat kelemahan dirinya, dan bahwa dirinya berasal dari air mani yang hina, dirinya butuh kamar mandi untuk buang hajat, dirinya makan dari sini, keluar dari sini, serta dirinya jika tidak istiqamah di atas ketaatan kepada Allah maka dia akan masuk neraka, jika dia menyadari itu semua maka dia akan tahu kelemahan dirinya, dan bahwa dirinya adalah miskin, dan tidak pantas baginya untuk bersikap takabbur/sombong.
(Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah IX/267-268)
[1] HR. Ibnu Majah 4176, Ibnu Hibban 5678, dan Ahmad.
[2] HR. Muslim 131.
[3] HR. Muslim 136
[4] HR. At-Tirmidzi 1941
[5] HR. Muslim 4632
http://www.assalafy.org/mahad/?p=368

Diketik ulang oleh:Nizar Muhammad Al khotib.